Kali Kedua - 2
Aleta berencana
berangkat ke kampus dengan diantar ojek online. Pagi ini Aleta terasa semangat.
Gimana tak semangat kalau hari ini adalah hari terakhir dia mengikuti OSPEK. Di mana drama-drama yang dibuat kakak tingkatnya akan segera usai. Di
sisi lain dia akan merindukan moment ini, di mana semuanya masih indah.
Aleta sekarang sudah tiba di kampus. Dia kemudia mengambil handphone di sakunya, untuk menghubungi Kayla.
Aleta Prichela
Posisi lo dimana Kay?
Aleta memutuskan berjalan menuju tepi lapangan, tempat di mana peserta OSPEK akan berkumpul. Sembari menunggu balasan Kayla. Sampai di tepi lapangan, Aleta merasakan ada getaran dari genggaman tangannya dan dilihat ada nama Kayla di pop-upnya.
Kayla Shaqiraqira
Gue searah dua jam dari lo berdiri sekarang :D
Kayla mengangkat tangan dan melambaikan ke arah Aleta. Aleta segera melangkah
kakinya ke arah Kayla. Tampaknya Kayla sudah bersama teman kelompoknya
kemarin. Dia langsung bergabung dengan teman kelompoknya.
"Eh. . . Nona Cantik baru berangkat ya." Goda Fino, Salah satu cowok yang berani gombalin Aleta langsung.
Aleta malas menanggapi hanya tersenyum paksa. Kedatangan Kak Niko dan Kak Neo membuat hening dalam barisan ini. "Pagi Semua." Sapa Kak Niko memberikan tatapan ke setiap peserta OSPEK.
"Pagi, Kak." Jawaban serentak peserta OSPEK
"Saya mau menyampaikan sedikit untuk acara inaugurasi nanti
malam, pihak panitia mau setiap kelompok ada yang mau suka rela
menampilkan bakatnya." Ujar Kak Niko dengan memberikan sedikit
pengertian
"Nah, buat kalian yang mempunyai bakat terpendam bisa nyalurin bakatnya, langsung ke sini aja untuk daftarnya." Ujar Kak Neo.
Suasana menjadi hening, selesai Kak Niko dan Kak Neo memberikan informasi.
Freya berbisik membujuk
Aleta, dengan menyenggol bahu Aleta, "Al, sana gih ikutan partisipasi.
Lo kan hobi nyanyi pasti bisalah." Ujarnya dengan menunjukkan baby face.
"Gak Frey, Gue gak bisa! Lagian tampil sendirian malu." Balas Aleta malas. Seketika moodnya langsung ilang.
Kayla yang mendengar
bisikan mereka langsung nyamber, dan ikut merayu Aleta dengan
merengek-rengek. "Ayo lah Al, Lo cantik, suara juga merdu, Apa yang
bikin lo malu? Lagian gak ada yang nilai." Tanya Kayla
Aleta sedikit berpikir dan batinya 'emang ada benarnya apa yang di bilang Kayla barusan, ah tapi tetap aja gue malu'.
Kak Niko yang mendengar
bisikan mereka pun langsung bersuara. "Oya, kemarin di sini ada yang
hobinya nyanyi kalau gak salah, siapa ya?" tanyanya
'Mampus Al, Mati sudah' Batin Aleta
"Kalau gak salah Aleta namanya kak." Seru Daniel Calief salah satu cowok dari barisan belakang, teman sekelompok Aleta. Terdenger jelas suara itu membuat barisan depan dan kanan, kirinya menoleh pada dirinya.
'Oh, Damn!! Siapa si tuh anak?' Batin Aleta penuh kekesalan
Kemudian
Kak Neo merespon ucapan Daniel barusan. "Bisa acungkan tangan ke atas
yang namanya Aleta." suruhnya. Tatapannya sembari mencari Aleta ada
dibarisan mana dan Aleta pun dengan spontan
mengacungkan jari ke atas dan menjawabnya dengan santai.
"Saya Aleta
kak" diam seketika, sambungnya dengan memberikan saran "Kenapa kita gak
tampilkan dance atau drama musikal aja, biar semuanya ikut
berpasrtisipasi." Bantah Aleta
Kayla kali ini sependapat sama Aleta dan memberikan option lain,"Boleh juga ide Aleta, atau gak akustikan, band, kemarin kan ada yang suka musik juga selain Aleta, sepertinya anak cowok." Katanya
"Daniel Calief, Ia tak
hanya bernyanyi tapi memang jago pula main alat musik." Seru Freya.
Aleta dan Kayla saling bertatapan, ketika mendengar perkataan Freya yang
tahu persis tentang cowok tersebut. Freya pun biasa saja ketika
mendapat pandangan aneh dari Aleta dan Kayla.
Daniel Calief. Dia
sahabat dari Freya sejak duduk di bangku SMP. Freya merasa nyaman ketika
Daniel sahabatnya selalu ada di masa Freya ada di posisi terpuruk,
mereka memang sering bertukar cerita tentang masalah sekolah, keluarga,
urusan hati. Keluarga mereka pun sudah kenal satu sama lain. Tak heran
terkadang Freya menginginkan hubungan lebih dari seorang sahabat.
Kak Niko sebagai
penengah "Sebaiknya kita pakai suara terbanyak aja gimana? Dan untuk
Aleta sama Daniel kalian bersedia atas pilihan teman-temankan?, buat
kalian semua kalau ada yang mau berpartisipasi bisa maju kedepan ya"
pertanyaan dilontarkan pada anggota sekelompoknya.
Suara terbanyak jatuh
pada Aleta dan Daniel yang akan menyumbangkan suara merdunya tampil di
malam inaugurasi, dan ada beberapa teman lainnya yang akan membantu
dengan main alat musik. Bagi teman sekelompoknya tampil di depan umum
tidak lah mudah. Apalagi latihan dengan waktu yang singkat seperti ini.
Maka dari itu mereka semua percaya pada Aleta, Daniel, dan beberapa
temannya itu yang lebih jago atau lebih pengalaman dengan bakatnya.
"Bersedia, Kak" Balas
Daniel. Ia justru merasa senang. Tidak akan keberatan buat Daniel duet
dengan Aleta. Siapa saja pasti mengharapkan kesempatan ini, bisa lebih
dekat mengenal Aleta.
Hening. Setelah perkataan Daniel barusan. Tidak lama kemudian Aleta menyanggupi, setelah dipikir-pikir sejak tadi, "Aleta bersedia, jika teman-teman semua mempercayai saya tampil kak." Dengan memberikan sedikit senyuman.
Hal ini terasa berat
sebetulnya bagi Aleta tapi, tidak bisa dihindari. Jika, banyak temannya
memilih dirinya dan Daniel untuk berduet bersama. Ia akan bersyukur
jika, ada temannya yang akan mengantikan posisinya. Sayangnya tidak ada
temannya yang ingin mengantikan Aleta tampil.
---
Waktu istirahat kali ini
lumayan panjang, Daniel menemui Aleta duduk di taman kampus bersama dua
sahabatnya yang sedang menyantap makan siang. Kedatangan Daniel untuk
mengajak Aleta latihan.
Karena ia belum tahu
betul mengenai jenis suara Aleta, lagu apa yang pas dibawakan dan
dikawinkan dengan suaranya, tinggi dan rendahnya nada yang perlu diperhatikan, koreografi saat tampil.
"Hei" sapanya santai
Percakapan Aleta,
Kayla, dan Freya terpotong oleh suara dari belakang Aleta, Daniel yang
berdiri di belakang Aleta. Ia menoleh ke belakang, tersentak kaget atas
kedatangan Daniel di taman kampus. 'Kenapa nih orang bisa tahu gue di
sini' batin Aleta.
"Hei, Niel. Cari siapa?" tanya Freya
Kayla pun membalas sapaan dari Daniel. "Eh Daniel, Duduk. . . samping Aleta tuh kosong" suruhnya
Daniel mengikuti perkataan Kayla, dia duduk di samping Aleta.
"Al, Gue duduk sini ya?"
Tak ada respon dari Aleta yang artinya ' boleh'.
"Jadi, Gue ke sini mau cari Aleta, mau ngajak latihan." Katanya, kepala Daniel menoleh ke arah Aleta tersenyum renyah.
Aleta berhenti dari aktifitas makannya. Ia memutar kepalanya menatap Daniel. Mereka pun bertatapan, Aleta sedikit tersenyum.
"Oke, kita latihan di sini aja gimana?" Balasnya dengan sedikit jutek
"Kenapa kita gak pinjem ruangan musik aja, Al." Tanya Daniel
"Bener tuh Al, mending
minta izin ke Kak Neo buat latihan di ruang musik. Gue temenin deh ya."
Seru Kayla memberikan kedipan matanya ke Aleta.
"Gue juga Al ngikut yah" Bujuk Freya yang sedikit memaksa
"Oke. . . oke. . . kita minta izin dulu." Kata Aleta sembari memberesi nasi kotak yang ada dihadapannya ini.
Daniel beranjak dari
tempat duduknya. "Al, biar gue aja yang minta izin sama Kak Neo kamu
tunggu sini sambil beresin makananmu selesai oke." Sambil menujuk nasi
kotak Aleta
"Boleh" jawabnya.
Daniel sudah beranjak
dari tempat duduk, pergi melangkahkan kakinya mencari Kak Neo untuk
minta izin pinjaman ruangan musik. Daniel berjalan ke arah auditorium
menemui Kak Neo yang sedang ngobrol bersama panitia lain.
---
Untung saja Daniel mau
latihan sama Kayla dan Freya. Aleta tidak merasa canggung karena kalau
ada Kayla dan Freya mereka pasti yang akan mengajak ngobrol, ya meskipun
ada teman lainnya setidaknya ada teman dekat Aleta yang ikut latihan.
Aleta memberesi kotak makan yang ada di meja taman sebelum Daniel datang kemari.
"Eh Al, Daniel tuh jomblo tau, cakep, bisa nyanyi pula." Ucap Freya sambil mainan rambutnya
"Serius loh" Kayla tak
percaya, "Makhluk seganteng dia? kelihatannya anak baik-baik juga, gak
punya pacar?" sambung Kayla terheran-heran.
Yaelah emang orang ganteng gak boleh jomblo apa, 'bukannya jomblo itu pilihan'. "Ya terus apa urusannya sama gue, Frey?" Balas Aleta.
"Kenapa Kay lo suka? Kan
lo udah punya pacar haha." Tawa Freya terhenti dan disambungnya kembali
"Ya, kan siapa tahu kamu cocok sama dia." Ujar Freya
'Dia memang cakep, kece, good attitude Frey, tapi itu semua bukan alasanku dengan mudah menerima dia
dalam bagian hidupku. Apalagi posisi dia orang yang baru aku kenal. Aku mengakui sulit menerima orang lain karna mungkin semua ini karna pikiranku
yang masih terbelengu dengan bayangan masa lalu. Selalu menatap masa
depan dengan bayangan masa laluku. Ini semua bukan mauku, Ingin rasanya
aku bisa membuka hatiku dengan mudah tanpa mengaitkan pengalaman yang
pernah ada di masa laluku, Ah tapi rasanya susah siapa saja pasti akan
menenggok ke arah belakang sebentar agar lebih berhati-hati di masa
depannya. Aku percaya akan ada seseorang yang mencairkan hatiku tanpa
aku menuntutnya seperti seseorang yang aku harapkan. Aku juga tidak akan
menutup usahaku untuk membuka hati yang telah lama beku ini.' Batin
Aleta
Tepukan Freya menyadarkan lamunan Aleta. "Dia pernah gagal tentang
urusan hati, sama kaya lo Al. Siapa tahu kalian klik." Ujar Freya.
Aleta tersenyum manis.
---
"Permisi Kak, bisa saya minta waktunya sebentar kak?" tanya Daniel pada Kak Neo
Kak Neo Beranjak dari duduknya dan keluar dari tempat duduknya menghampiri Daniel. "Gimana Niel, ada yang bisa kakak bantu."
"Jadi, gini kak saya,
Aleta, dan anak-anak lain mau latihan. Nah, saya di sini mewakili mereka
untuk minta izin pinjam ruang musik boleh, Kak?" Tanya Daniel, raut
wajah Daniel saat ini cukup tegang dan berusaha tenang.
"Oh jadi itu, gimana ya
Niel? Kakak pribadi si boleh-boleh saja tapi ini kan acara umum. Kak, gak
bisa memberikan izin, yang berhak memberika izin dari bagian petugas kampus, dan Kakak gak mau menspesialkan kalian. Sebentar kakak
coba tanyakan sama petugas kampus ya?" Ujar Kak Neo. Kemudia
meninggalkan Daniel yang tetap berdiri di sana.
'Semoga pihak kampus
memberikan izin meskipun sebentar aja gak papa lah' Gumam Daniel yang
tetap berdiri di Auditorium sembari menunggu Kak Neo kembali.
Akhirnya Kak Neo datang, detak jantung Daniel berdetak kencang, antara boleh dan tidak dibolehin, raut wajah Daniel saat ini sangat lesu tak semangat yang masih
dibuat penasaran dengan jawabannya.
Sebenernya kalau tidak
diizinin memang bisa latihan di tempat lain, tetapi menyesuaikan dengan
alat musiknya hal yang tidak bisa digampangkan.
Kak Neo datang menepuk bahu Daniel," Hei Niel, Yaelah mukanya gak usah tegang gitu napa haha" tawanya
"Hehe iya, Kak."
"Ayuk, kakak anterin kamu
sama yang lainnya ke ruangan musik." Serunya. Tangan Kak Neo yang
menarik tangan Daniel, dan jalan membawanya ke arah ruang musik.
"Tunggu Kak." Daniel menghentikan langkahnya dan melepaskan tangan yang ada digenggaman tangan Kak Neo.
"Ada apa lagi?" tanyanya
"Ini kita dibolehin
latihan di sana? Aleta dan yang lainnya masih di taman." Daniel yang
berbalik tanya dengan raut wajah yang terkejut dan berseri-seri.
Kak Neo tak merespon
pertanyaan Daniel, dia menarik tangan Daniel dan mengenggam melangkah ke
arah taman menjemput Aleta dan yang lainnya lalu ke ruang musik.
---
Dingin. Kini mereka
sudah berada di ruangan musik kampus. Kak Neo pun meninggalkan mereka di
ruang musik karna ia masih banyak pekerjaan yang harus di selesaikan
juga.
"Nah gini kek dari tadi kan gak usah panas-panasan." Celetuk Freya
"Andai OSPEK di tempat kaya gini di marahi model monster pun gue jabanin, Frey." Ujar Kayla
"Ngacok, emangnya kampus nenek lo" Balas Freya
"Eh iya lagu apa aja yang pernah kamu bawain, Al?" tanya Daniel pada Aleta yang sibuk mencari lirik lagu dengan ponselnya
"Gimana kalau kita bawain Perfect punyanya Ed Sheeran" Seru Aleta
"Boleh, liriknya mudah dihafal, dan lagu hits"
"Iya mudah ko, yauda kita mulai pembagian partnya aja ya?"
Freya tiba di depan mereka menjatuhkan tubuhnya di sofa dan duduk di samping Aleta.
"Niel... Al... gue boleh request lagu dong, yah boleh yah." Rengek Freya sambil mengedipkan bulu mata.
"Emang lo mau request lagu apa si Frey, kalau susah gue ogah loh" balas Aleta
"Gue mau request lagunya Kahitna yang Andai Dia Tahu yaah." Freya menunjukkan raut wajah memelas.
"Emang lo mau ngasih tau siapa Frey haha." Goda Aleta tertawa geli
"Tumben Frey lo request lagu melo gini wkwk." Ledek Daniel
Freya cemberut, berdiri dari sofa dan beranjak pergi meninggalkan Aleta dan Daniel "Ish kalian ini, yauda kalau gak mau."
Pandangan Aleta dan Daniel tertuju pada ke pergian Freya dan menggelengkan kepalanya.
Kayla mengantikan posisi duduk Freya barusan. "Tuh orang kenapa deh, Al?."
"Minta request lagu melo gitu terus tadi kita jailin eh ngambek haha." Tawa Aleta
"Udah yuk mulai latihan aja." Seru Daniel
Mereka pun mulai membagi
part lirik yang akan dibawakannya. Daniel memetik senar gitar membuat
nada-nada, penitikan senar gitar Daniel yang salah membuat pecah
kecanggungan di antara mereka. Kayla duduk di samping Aleta yang sibuk
dengan kertas yang berisikan lirik lagu diberi warna yang akan jadi
bagiannya. Daniel pun mulai membuat sebuah obrolan untuk mendekatkan
dengan Aleta agar dapat kemistrinya saat duet nanti. Aleta mulai berbaur
dan tak lagi jutek dengan daniel bahkan mereka semua tertawa karna
perkataan-perkataan Daniel.
---
Acara malam inaugurasi sudah dimulai, sudah ada beberapa peserta lain yang tampil. Saat ini giliran Aleta, Daniel, dan teman-teman lainnya tampil.
Aleta terlihat sangat cantik rambutnya yang diikat ke belakang meskipun mengenakan kaos panjang berwarna peach yang ada bulunya sedikit di lengannya, celana berwarna hitam ukuran tiga perempat, tak lupa sepatu sneakersnya,
dan Daniel terlihat tampan mengenakan kaos berwarna putih, dengan
tambahan jaket berwarna coklat dan jam tangan berwarna hitam,
celana jeans berwarna hitam tak lupa sepatu sneakersnya.
Mereka sangat menikmati
lagu yang di bawakan, berhasil menyampaikan pesan yang ada dilirik lagu
itu tersampaikan ngena ke hati dan sangat kompak. Sorotan lampu yang
menambah penampilan mereka lebih hidup. Sorakan teman-teman
sekelompoknya yang ada di depan panggung saat ini.
Daniel yang memulai part pertama dengan mengalunkan suaranya: Bilakah dia tahu, Apa yang t'lah terjadi, Semenjak hari itu, Hati ini miliknya
Mungkinkah dia jatuh hati
Seperti apa yang kurasa
Mungkinkah dia jatuh cinta
Seperti apa yang Ku damba
Aleta dapat merasakan
Daniel berhasil menyampaikan pesan dari lagu itu, ia mengalunkan
suaranya dengan perasaan yang menjiwainya, kini giliran Aleta part kedua: Bilakah dia mengerti, Apa yang t'lah terjadi, Hasratku tak tertahan,Tuk dapatkan dirinya
Mungkinkah dia jatuh hati,
Seperti apa yang kurasa,
Mungkinkah di jatuh cinta,
Seperti apa yang Ku damba
Mereka berdua sangat
menikmati lagunya dan sama-sama membawakan dengan penuh penjiwaan.
Tampaknya Freya bisa menebak hati Daniel dengan merequest
lagu yang sesuai dengan suasana hati Daniel saat ini. Dari lagu ini
mungkin hanya Daniel yang bener-bener ingin menyampaikan isi hatinya
lewat lagu, tetapi tidak, Aleta tampaknya menyampaikan pesan lagu itu
dengan tulus. Seolah ia pun merasakan sedang jatuh cinta kepada
seseorang tetapi tidak berani mengungkapkan dengan kata-kata yang hanya
bisa tersampaikan oleh lirik lagu.
Freya tersihir oleh
penampilan Aleta dan Daniel 'Gila Al suara loh ngena banget, kalian
cocok dan lo orang yang beruntung Al bisa duet bareng Daniel, by the way thanks kalian bawain lagu yang gue request.' Batinnya
"Kay, gila yang mereka
paket lengkap malem ini, cocok bener yak." Ujar Freya sedikit teriak
karena terlalu rame dengan teriakan penonton.
Kayla balas tersenyum."Gak salah kan kita haha, gue aja kadang ngiri sama tuh orang."
-----
- Terima Kasih sudah membaca 💐
Komentar
Posting Komentar