Mengekang Rasa

Senyummu yang membuatku penasaran
Candamu yang membuatku nyaman
Parasmu yang mengisi imajinasiku
Tatapan tajam yang mampu menerobos rasa ini
Rayuanmu yang membuat pipi ini merah merona
Sapamu begitu lembut membuat daku ingin terus menetap
Kini rasa ini telah terlahir dariku, kini kian hari kian tumbuh menguasai dalam benakku
Kala itu waktu mempersatu kita dalam satu rasa dan asa yang sama
Aku tak pernah menyangka akan hal itu, seakan-akan aku hidup dalam mimpi
Semuanya terasa indah dan hangat dalam dekap, sebelum semuanya tergores dengan luka
Namun keindahan dan kehangatan kian melepas, ketika luka mulai mendekap kita
Semesta pun membawaku dalam lubang luka dan semuanya terampas olehnya
Luka itu pun semakin menyebar dan kala itu obat semakin menjauh 
Lagi-lagi waktu yang bicara dan mengakhiri ini semua begitu cepat memang 
Semua itu bukan mauku, namun semesta yang bekerja
Rasa manis kini menjadi hambar
Saat kau mecoba mendekat lagi dengan segala cara kau tuangkan dalam rasa
Kau mampu membawaku dalam satu masa dimana ada kita
Namun rasa ini tak mau merusak rasa kau dengannya
Rasa ini tak mampu melihat kebahagian kau dengannya menghilang
Meskipun semua itu hanya dalam kata bukan lagi dalam benak
Munafik memang, tapi tak mengapa selagi kaki ini mampu membawaku melangkah dalam kebahagiaku
Kau sendiri yang mengajariku untuk tidak selamanya mengikuti perasaan kita,
Dari situ perasaan mulai beradu bersama logika untuk menemukan satu titik temu
Bukan hal yang mudah berdamai dengan luka, logika, perasaan, dan ego
Namun aku mencoba mengekang akan rasa ini karna aku tak ingin menjadi benalu
Bukan mauku dan anganku seperti ini namun semesta yang berbicara
Bahagialah. . . .


- Selamat Malam. Terima Kasih sudah membaca 💐


Komentar

Postingan Populer